Jumat, 25 Februari 2011

2. MAKANAN PADA HEWAN


2. MAKANAN PADA HEWAN (nurilmiyatis@yahoo.com)
A. Makanan Dan Pencernaan pada Hewan
Semua makhluk hidup memerlukan makanan, makanan diperlukan untuk :
1) membangun tubuhnya,
2) memperoleh energi
3) memperoleh panas terutama hewan homoioterm.
Ada 2 macam organisme berdasarkan makanannya:
q  Autotrof (hampir semua tumbuhan, dapat mensintesis makanan berupa bahan organik dengan fotosintesis),
q  Heterotrof (hewan, makanannya secara langsung atau tidak langsung tergantung pada tumbuhan).
Terdapat 3 jenis makanan utama yaitu: hidrat arang,  lemak, dan protein, disamping itu diperlukan tambahan makanan berupa berbagai mineral, vit dan bhn organik lain.
Berdasarkan atas cara makan, hewan dibedakan atas:
¢  Herbivora
¢  Carnivora
¢  Omnivora
Pencernaan makanan intrasel dan ekstrasel
Ada 2 cara mencernakan makanan, yaitu pencernaan intrasel dan ekstrasel.
¢  Pencernaan intrasel merupakan cara mencerna yang primitif pada hewan protozoa dan porifera. Contoh pada amoeba, cara menangkap mangsa dengan fagositosis.
Sedangkan  pencernaan makanannya secara intrasel sebagai berikut:
  1. Lisosom bersatu dengan vakuola
  2. makanan dicerna dengan enzim dari lisosom
  3. makanan yang tercerna berdifusi pada sitoplasma
  4. sisa makanan yang tidak dicerna dikeluarkan keluar sel
  5. terbentuk lisosom sekunder yang berisi enzim yang masih dapat dipergunakan.
¢  Pencernaan yang dilakukan diluar sel disebut pencernaan ekstrasel. Pada hewan bersel banyak umumnya mencernakan secara ekstrasel, Contoh: Coelenterata dan Platyhelminthes, pencernaan mula-mula secara ekstrasel di rongga pencernaannya,           kemudian bahan makanan yang setengah dicerna diambil oleh sel-sel rongga gastrovascular untuk dicerna secara intrasel.
Pola pencernaan pada vertebrata
Pada dasarnya sama terdiri atas:
Ø  Mulut,
Ø  Esofagus,
Ø  Lambung dan
Ø  Usus.
Untuk mencernakan makanan enzim-enzim tertentu yang dihasilkan dari berbagai kelenjar pada sistem pencernaan makanan. Kelenjar ludah/saliva hanya dimiliki oleh mammalia, sedangkan vertebrata lain hanya berupa kelenjar lendir/mukus.
Saliva adalah cairan agak pekat , licin karena mengandung molekul karbohidrat-protein yang disebut musin. Musin ini memungkinkan saliva mengikat partikel-partikel kecil makanan bersama menjadi sebuah massa lunak yang dengan mudah kemudian dapat ditelan.
Beberapa jenis enzim dihasilkan dalam bentuk zimogen, misalnya pepsinogen pada lambung, baru aktif jika ada enterokinase yaitu HCl.
Pengeluaran enzim pada mammalia dan juga manusia terjadi dengan berbagai cara, saliva dan getah lambung dapat keluar secara psikis atau dengan refleks. Getah lambung dapat juga dipengaruhi secara kimia (hormon), jika ada makanan yang telah dikunyah masuk ke lambung, dinding lambung akan mengeluarkan hormon gastrin yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar getah lambung mengeluarkan getah lambung.
HCl dalam getah lambung mempunyai fungsi yang berguna untuk:
1.  menolong mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan yang ditelan.
2.  menolong mengubah sifat protein, merombak jaringan ikat dsb, agar pencernaan lebih mudah.
3. menolong mengaktifkan pepsin, satu-satunya enzim pencernaan yang disekresikan oleh lambung.
Jika makanan dari lambung masuk pangkal duodenum, maka pangkal duodenum akan mengeluarkan hormon:
1.   Sekretin: yaitu hormon yang mempengaruhi pengeluaran getah pankreas.
2.   Kolesistokinin: mempengaruhi pangeluaran cairan empedu.
3.   Enterokinin: mempengaruhi pengeluaran getah usus.
Getah pankreas usus dan cairan empedu pengeluarannya semata-mata karena proses kimia (hormon), getah pankreas mengandung zat-zat sebagai berikut:
1.   Natrium bikarbonat (NAHCO3), menetralkan keasaman di usus, dengan cepat menaikkan pH menjadi kira-kira 8.
2.   Amilase
3.   Lipase, menghidrolisis lemak menjadi campuran asam lemak dan monogliserida, Kerjanya dibantu adanya garam-garam empedu
4. Dua protease: tripsin dan kimotripsin, enzim ini melanjutkan pencernaan protein.
                Kimotripsin mematahkan ikatan peptida yang sama seperti yang dilakukan oleh pepsin, enzim tripsin dan kimotripsin dikeluarkan dalam bentuk inaktif , setelah masuk ke duodenum menjadi aktif.
Enterokinin memacu usus halus (jejenum) mengeluarkan :
1 Eksopeptidase , enzim yang membantu hidrolisis peptida menjadi asam amino. ( contoh: Aminopeptidase dan karboksipeptidase)
2 Nuklease, enzim yang menghidrolisis asam nukleat (DNA dan RNA) menjadi komponen nukleotida.
3  maltase.
 4.  sukrase
5.  laktase
Cairan empedu mengandung garam-garam empedu, yang merupakan steroid ampifil dan memegang peranan penting dalam mengemulsikan lemak, empedu juga mengandung pigmen empedu, yang berasal dari hasil pemecahan pigmen sel darah merah (hemoglobin), yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khas dari faeses.
Pencernaan makanan
Pencernaan awal adalah secara mekanik artinya makanan dihaluskan dengan cara mengunyah atau dengan cara lain, agar mudah dicerna secara kimia pada proses pencernaan secara enzimatis.
¢  PENCERNAAN PROTEIN,
ada enzim endopeptidase, contoh pepsin dan tripsin.
Kemudian asam amino yang berada pada bagian terminal pada molekul peptida yang lebih kecil akan dilepaskan oleh enzim eksopeptidase, ada 2: Aminopeptidase (melepaskan pada gugus amin yang bebas) dan Karboksipeptidase (gugus karboksil yang bebas).
Asam amino diabsorpsi pada duodenum, jejenum dan ileum, pada ileum absorpsinya lambat. Absorpsi asam amino sebagian dengan transpor aktif.
¢  PENCERNAAN KARBOHIDRAT,
Dimulai dari mulut oleh enzim ptialin/ amilase, pada lambung ptialin relatif tidak bekerja karena pHnya sangat asam, (1,5-3), yang paling berperan adalah amilase dalam pankreas, sedangkan di usus halus disakarida akan diubah menjadi monosakarida, hasil akhirnya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa  dan pentosa (ribosa dan deoksiribosa).
Penyerapannya melalui dinding villi ke peredaran darah. Glukosa meresap secara difusi, kacepatan maximum absorpsi pada usus manusia adalah 120 gr/jam. Transpor aktif dari penyerapan hexosa diperkirakan dengan proses fosforilasi, artinya enzim-enzim fosforilasi pada sel-sel usus memegang peranan penting.
¢  PENCERNAAN LEMAK,
Dilakukan oleh lipase yang terdapat pd getah usus dan getah pankreas, dengan pH optimum 7,5 – 8.
¢  Pencernaan lemak berjalan sbb:
                                                 lipase
Lemak (Trigliserida)         -------------->     Digliserida + asam lemak (1)
                                                Cairan empedu
                                                     Lipase
Digliserida                            ----------------> Monogliserida + asam lemak (3)
                                                Cairan empedu
40% Trigliserida pada makanan akan dihidrolisis hanya sampai monogliserida, sisanya dihidrolisis sempurna menjadi asam lemak + glicerol.
Asam lemak dan monogliserida, yang diserap di dalam sel-sel villus akan disusun menjadi tetesan lemak, ini terjadi dalam RE yang halus dari sel-sel tsb. Tetesan lemak kemudian akan dikeluar-kan melalui eksositosis ke dalam bagian dalam vilus,
Tetesan lemak kemudian akan masuk ke anyaman kapiler dalam saluran lakteal yang merupakan bagian dari sistem limfatik, yg memiliki dinding lebih porus. Tetesan-tetesan lemak sewaktu ada di dalam saluran lakteal akan diedarkan dengan lambat melalui sistem limfatik sampai berhubungan dengan sistem sirkulasi darah. Lemak yang masuk dalam pembuluh darah dan hati akan digunakan dalam metabolisme atau disimpan.
¢  Absorpsi vitamin
Vitamin diabsorpsi duodenum kecuali vit B12 diabsorpsi di ileum. Vitamin yang larut dalam air (vit B dab C) absorpsinya lebih cepat, sedangkan vit yang larut dalam lemak seperti A;D;E dan K absorpsinya lambat dan tergantung dari cukupnya empedu, cairan pankreas dan lemak.
Sistem pencernaan pada berbagai jenis hewan.
Semua vertebrata mempunyai enzim amilase dari pankreas kecuali sapi, ayam dan biri-biri, amilase pada hewan tsb. dikeluarkan bersama cairan empedu.
Hampir semua hewan tidak menghasilkan amilase dari lambungnya, kecuali serangga omnivor dan herbivor, bahkan dihasilkan juga disakaridase seperti laktase, sukrase dan maltase. Lambung yang menghasilkan enzim adalah bagian gastric caeca. Pada serangga omnivor, herbivor dan carnivor menghasilkan enzim protease dan lipase.
Secara umum hewan tidak menghasilkan selulase sendiri, kecuali cacing teredo dan cacing tanah. Hewan lain mendapatkan selulase karena bersimbiosis dengan bakteri atau falgellata penghasil selulase. Contoh: Serangga bersimbiosis dengan sejenis flagelata  (Trichonympha) sehingga dapat mencernakan selulosa.
Hewan ruminantia seperti sapi, kerbau, biri-biri, kambing dan lain-lain, dapat mencernakan selulosa karena bersimbiosis dengan bakteri pada lambungnya. Lambung ruminantia mempunyai bagian-bagian yang berasal dari modifikasi oesofagus, yaitu: rumen, retikulum, dan omasum, sedang abomasum merupakan lambung yg sebenarnya.
Fermentasi terjadi di rumen oleh bakteri (Methanobacterium ruminantium) memecah selulosa menjadi asam laktat, asam lemak (butirat dan propionat), asam asetat, dan gas (CO2 , CH4 dll). Bahan-bahan hasil fermentasi di absorpsi di rumen.
¢  Asam lemak dipakai untuk mensintesis lemak di hati.
¢  Asam laktat dan asam asetat diubah menjadi glikogen di hati.
¢  Asam asetat dapat diubah menjadi glukosa dan galaktosa sebagai bahan untuk mensintesis gula susu (laktosa)
¢  Gas CO2 dan CH4 sebagian diabsorpsi dan dikeluarkan melalui paru-paru, sebagian dikeluarkan melalui mulut.
Bagian makanan/rumput yang masih besar akan kembali ke mulut untuk dikunyah lagi. Selain itu bakteri juga menghasilkan vit B12. Bakteri juga merupakan sumber protein bagi hewan ruminantia, bakteri akan mati di lambung asam (abomasum) dan selanjutnya dicernakan. Oleh karena itu hewan ini tidak membutuhkan asam amino esensial seperti pada manusia, hanya dengan menambahkan garam amonium atau urea pada makanannya maka bakteri dalam rumennya akan bertambah subur.
Hewan seperti kuda, proses fermentasi oleh bakteri terjadi di usus buntu yang besar, tapi kurang efektif karena tidak bisa dikunyah kembali sehingga serat-seratnya masih kasar dan bakteri tidak bisa dicerna di usus.
Pada kelinci dan  marmut juga bersimbiosis dengan bakteri di usus buntunya, kotoran yang belum sempurna akan dimakan kembali sehingga pencernaan lebih sempurna dan  kotorannya keras berbutir-butir.
GERAKAN PD SISTEM PENCERNAAN MAKANAN.
Lambung dan usus mengadakan gerakan untuk mencampur makanan dengan enzim dan menggerakkan makanan pada seluran pencernaan. Gerakannya berupa gerak peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).
Makanan di lambung manusia ± 3-4 jam, kalau mengandung lemak ± 6-7 jam. kanan berada di usus manusia ± 12-24 jam. Pada hewan herbivor makanan tinggal di usus sampai beberapa hari.
b. KEBUTUHAN MAKANAN UTK HEWAN DAN MANUSIA 
DIBUAT RANGKUMAN SEBAGAI TUGAS INDIVIDU II

1 komentar: